Minggu, 21 November 2010

Anatomi Fisiologi dan Histologi Payudara

Anatomi Fisiologi dan Histologi Payudara
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.

Pada wanita, letak normal payudara bagian atas dari iga kedua atau ketiga sampai bagian bawah di iga keenam atau ketujuh. Payudara bagian tengah dibatasi sternum dan di lateral dibatasi linea aksilaris anterior, sampai bisa sejauh batas anterior muskulus latisimus dorsi. Sebagian besar jaringan kelenjar payudara berada pada daerah kuadran lateral atas. Biasanya, sering dijumpai perbedaan besar ukuran payudara, namun secara klinik tidak bermakna. Faktor terpenting yang mengatur variasi dalam; besar, bentuk dan kepadatan payudara adalah kegemukan. Payudara yang mempunyai kepadatan besar sangat sulit untuk pemeriksaan klinik.1

Payudara tersusun atas sejumlah lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe. Kelenjar payudara berada di antara lapisan superfisial dan profundal dari fascia superfisialis, serta ditutupi oleh lapisan dalam fascia superfialis, dimana dari lapisan superfisial fascia superfisialis, terdapat ligamen cooper yang turun ke jaringan kelenjar payudara. Pada kasus kanker, adanya ligamen ini memberikan tanda fisik berupa kulit yang mengkerut.1

Pendarahan payudara berasal dari percabangan arteri mammaria interna yang menembus sela iga kesatu, kedua, ketiga dan keempat. Selain itu, pendarahan juga berasal dari percabangan arteria aksila, arteria thoraksis superior, percabangan pektoral dari arteria thorakoakromial dan arteria thoraksis lateral. Persarafan berasal dari pleksus servikalis cabang ketiga dan keempat, nervus interkostal thoraksis, dan nervus thoraksis. Sebagian besar aliran limfatik payudara berasal dari pleksus limfatikus sekitar duktus dan lobulus, dan sebagian besar aliran limfe payudara menuju ke aksila.1

Jaringan subkutan puting payudara berisi kumpulan otot polos dengan susunan tidak teratur. Areola dan puting ditutupi oleh kulit berpigmen yang merupakan epitel skuamosa berlapis berkeratin. Kulit berpigmen ini mengandung kelenjar sebaseus. Limabelas sampai duapuluh duktus kolektivus menuju ke kulit puting melewati jalan terpisah. Payudara tersusun atas 15–20 segmen radial mengelilingi puting, setiap segmen dipisah oleh septum jaringan fibrosa dan terdiri dari 10–100 lobulus. Setiap lobulus berisi banyak asinus dan duktus terminal (Gambar 1).1

Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
  1. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.
  2. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.
  3. Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara

Korpus
Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah.
Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus.
Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.
ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).
Areola
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
Papilla
Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan terbenam (inverted).



Payudara merupakan organ yang unik karena tidak sepenuhnya terbentuk saat lahir, dipengaruhi perubahan siklus selama masa reproduksi dan mulai tumbuh lama sebelum menopause. Payudara di masa prepubertas pada laki-laki dan wanita terdiri dari sistem duktus besar yang berakhir dalam duktus terminal dengan pembentukan lobulus yang minimal. Pada wanita saat mulai menarche, duktus terminal mengalami penambahan jumlah lobulus dan volume stroma interlobuler. Oleh karena sedikitnya jaringan lemak maka payudara tampak radiodens. Seperti endometrium yang tumbuh dan regresi di setiap siklus menstruasi, maka payudara juga mengalami hal serupa. Pada pertengahan siklus menstruasi atau fase folikuler, lobulus relatif tidak berkembang. Sesudah ovulasi, di bawah pengaruh hormon estrogen dan peningkatan kadar progesteron, terjadi peningkatan proliferasi sel pada jumlah asinus per lobulus dan tampak vakuolisasi pada sel epitel. Stroma interlobuler menjadi edematus yang amat nyata. Efek rangsangan hormon estrogen dan progesteron pada payudara sering menimbulkan sensasi penuh selama fase siklus premenstrual. Bilamana terjadi menstruasi, maka kadar estrogen dan progesteron menurun diikuti apoptosis sel epitel, menghilangnya edema stroma dan secara keseluruhan ukuran dan lobulus mengalami regresi.

Payudara mengalami maturasi morfologik dan aktivitas fungsional lengkap hanya pada saat kehamilan. Lobulus meningkat dalam jumlah dan ukurannya dan dipisahkan oleh sedikit stroma. Sejumlah kelenjar kulit di areola (tuberkel Montgomery) menjadi prominen dan berfungsi sebagai lubrikasi puting. Pada kehamilan trimester ketiga, vakuol sekresi dari material lipid ditemukan dalam sel epitel unit lobular duktus terminal, tetapi produksi air susu dihambat oleh tingginya kadar progesteron. Segera setelah lahir, payudara memproduksi kolustrum mengganti air susu dalam waktu 10 hari pertama sewaktu progesteron turun. Sesudah penghentian menyusui, lobulus akan regresi dan atrofi, serta total ukuran payudara berkurang dengan nyata.

Ada 3 hal fisiologik yang mempengaruhi payudara yaitu:
1. pertumbuhan dan involusi berhubung dengan usia
2. perubahan berhubung dengan siklus haid
3. perubahan karena kehamilan dan laktas
1. Pertumbuhan dan involusi
Kelenjar payudara berasal dari penebalan epidermis. Menjelang menarche, maka pertumbuhan bertambah dengan dibentuknya percabanganduktus dan proliferasi stroma di antara duktus dan pada pubertas terjadi pertambahan stroma dan duktus terminal yang kecil tumbuh menjadi alveolus-alveolus. Pada saat menopause, payudara mengecil dan kurang padat. Pada usia ini tampak pengurangan jumlah dan besarnya lobulus serta tampak pertambahan jaringan elastik.
2. Perubahan karena siklus haid
Sama dengan endometrium maka payudara juga dipengaruhi siklus haid. Pada masa proliferasi, setelah haid, pengaruh estrogen yang meningkat mengakibatkan proliferasi duktus dan epitel alveolus, duktus melebar dan hipertrofik. Setelah ovulasi, akibat pengaruh progesteron, stroma menjadi sembab dan bertambah selnya. Pada masa haid, akibat kadar estrogen dan progesteron yang menurun, terjadi kerusakan sel. epitel, atrofi jaringan ikat, edema jaringan interstisium menghilang, pengecilan duktus dan kelenjar
3.Perubahan karena kehamilan dan laktasi
Beberapa saat setelah konsepsi, akibat kehamilan akan tampak pada payudara. Payudara akan menjadi penuh dan padat. Kelenjar payudara membesar oleh karena lobulus ukuran dan jumlahnya bertambah. Jaringan payudara seluruhnya terdiri atas unsur kelenjar, sehingga menyerupai pankreas, sedangkan stroma hanya sedikit. Kelenjar dilapisi oleh epitel kuboid selapis dan pada trimester ketiga tampak adanya sekret. Vakuol lemak tampak dalam sel, dan segera setelah partus sekresi susu terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar